Ringkasan Materi Pendidikan Agama Islam Kelas 4 Bab 10 Kurikulum Merdeka – Kisah nabi Muhamad SAW Membangun Kota Madinah
Kami sampaikan tentang Kisah nabi Muhamad SAW Membangun Kota Madinah dengan detail dari Materi PAI Kelas 4 Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka.
Pentingnya persaudaraan saat membangun suatu bangunan yang kokoh tentunya sangat berpengaruh terhadap berdirinya bangunan tersebut. Kamu semua tentunya ingat, seperti apa perjuangan Nabi Saw beserta kaum muslim melakukan suatu hijrah ke Madinah? Kita akan belajar Nabi Muhamad saw membangun Kota Madinah dengan bangun Rasul Nabawi, menjalin Ukhuwah serta menggalang kerukunan.
Kisah nabi Muhamad SAW Membangun Kota Madinah
Membangun Rasul
Langkah paling perama dilakukan Rasul saat sampai ke Madinah yaitu membangun Rasul. Rasul tersebut dikenali dengan istilah Rasul Nabawi. Rasul memilih tempat unta yang beliau pertama kali berhenti saat tiba di Madinah sebagai lokasi Rasul. Tanah tersebut semula adalah tempat mengeringkan kurma miliknya dua anak yatim, suhail dan sahel bin Nafi bin Umar bin Salabah.
Keduanya diasuh sad bin Zararah. Rasul membeli tanahnya, Rasul memerintahkan menebang beberapa pohon kurma tumbuh di atas tanah tersebut. Dan memerintahkan memindahkan berbagai kuburan tua agar dapat bangun Rasul.
Fondasinya terbuat dari batu keras. Dindingnya dari batu bata terbuat dari tanah, beliau lihat seseorang mengangkat kedua batu besar. Beliau memberinya semangat. Rasul membangun Rasul tidak hanya sekedar tempat salat saja. Rasul membangun Rasul seafai suatu pusat kegiatan umat. Rasul nabawi ini dijadikan sebagai suatu tempat untuk musyawarah agar dapat selesaikan permasahan umat.
Mesjidpun dinamakan sebagai satu arena bela Negara srta pengobatan kaum muslim. Serambi Rasul nabawi ini menjadi suatu tempat penampungan ah al-Suffah. Ahl al-Shuffah merupakan sekelompok kaum fakir miskin tidak mempuyai tempat tinggal. Di Rasul ini kaum muslim dibina srta diididik Rasul.
Di samping Rasul, dbangun juga rumah untu Rasul. Bahan-bahan bangunannya juga begitu sederhana. Rumah tersebut semula hanya mempunyai satu kamar untuk istri Nabi yaitu Saudah. Nabi saw ini baru pindah ke rumah beliau sesudah tujuh bulan tinggal di rumahnya Abu Ayyub al-Ansari.
Menjalin Ukhuwah
Bisa jadi, karena ikuti orang tua pindah tempat kerja, bisa jadi ikut pindah juga. Pindahpun dapat karena ingin lanjukan sekolah maupun ke pesantren. Bisa jadi pindah karena ada bencana alam. Terdapat banyak alasan orang-orang pindah tempat tinggal. Bekal di perjalanan, barang bawaan, pakaian, serta lainnya. Kalangan yang pindah tinggal harus kita pesiapkan diri. Persiapan diri agar dapat bersama orang-orang serta lingkungan yang baru.
Para sahabat harus rela tinggalkan harta bendanya di Makkah, apabila terdaat yang membawanya, maka akan dihalangi serta baru diizinkan pergi apabila bersedia tinggalkan harta kekayaannya. Orang-orang hijrah dari Makah ke Madinah disebut pula dengan Muhajirin. Mereka akan rela tinggalkan keluarga, harta kekayaan, dan kenyamanan di Makkah. Rela hijrah ke Madinah dengan bawa keyakinan terhadap Allah swt serta Rasul.
Persaudaraan sesama muslim sebetulnya telah ada semenjak di Makkah. Tetapi, karena keadaann baru di Madinah, Rasul menjalin Ukhuwah atau persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan Ansar. Persaudaraan ini sangat pentng supaya tersedia kebutuhan pokok untuk pendatang baru, muhajirin, tidak bawa harta kekayaan.
Keahlian penduduk Makah merupakan berdagang membutuhkan modal. Padahal, Muhajirin tidak bawa bekal harta kekayaan. Sementara, di Madinah, penduduk akan lebih bayak bertani dan berkebun. Bahkan, Muhajirin hanya datang sendiri maupun dengan keluarga kecil ke Madinah. Bisa jadi merasa kesepian di daerah baru. Cuaca di Madinah, juga berbeda bersama Makkah.
Di musim dingin pasti akan sangat dingin. Di musim panas maka akan sangat panas. Dengan persaudaraan, permasalahan dihadapi Muhajirin bisa diselesakan sementara. Apalagi kaum Ansar membuka hati serta tangan nya untuk bantu Muhajirin sepenuhnya.
Saat itu, Rasul mempersaudarakannya puluha orang. Seperti, mempersaudarakan Abu Bakar bersama Kharijah bin Zad, Usman dengan Aus bin Sabit, Umar dengan Usman bin Malik, dan Talhah bin Abdillah dengan Kaab.
Menggalang Kerukunan
Keragaman serta perbedaan pendapat bisa timbulkan perselisihan. Rasul mersa harus ciptakan kerukunan antar pendduk Madinah yang sangat Bergam. Rasul ini lakukan perjanjian antara kaum Muhajirin dengan Ansar. Isi perjanjian dikenali dengan Piagam Madinah.
Piagam Madinah berisi mengenai pengakuan sebagai umat, baik sesama muslim ataupun berbeda agama. Namun mempunyai tujuan yang sama. Penganiayaan harus kita hindari bahkan dihilangkan. Hukum tersebut harus ditegakan tanpa membedakan agama dan suku.
Negara kita merupakan Negara beragam suku, agama, dan bahasa. Meski berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan sama, adalah Indonesia yang damai dan aman. Wajib sekali untuk menjaga Negara kita supaya tetap aman serta hidup berdampingan dan damai.
Indonesia mempunai semboyan Bhinneka Tunggal Ika, artinya meski berbeda-beda, namun tetap satu tujuan. Negara kta mempunyai Pancasila sebagai ddasar Negara. Sila pertama Ketuhanan Yang maha Esa menunjukan bahwasanya bangsa kita adala bagsa berketuhanan, meski terdiri dari beragam agama.
Sumber Materi: Buku Pendidikan Agama Islam Kelas 4 Semester 2 Terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi