Ringkasan Materi Pendidikan Agama Islam Kelas 4 Bab 3 Kurikulum Merdeka – Indahnya Saling Menghargai dalam Keragaman
Kami sampaikan tentang Indahnya Saling Menghargai dalam Keragaman dengan detail dari Materi PAI Kelas 4 Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka.
Indahnya Saling Menghargai dalam Keragaman
Indonesia merupakan negeri begitu majemuk, terdiri dari aneka ragamnya agama, suku, warna kulit, bangsa, dengan kekhasan masing-masing. Saling menghormari serta menghargai yaitu suatu modal paling utama dalam hidup yang damai. Keragaman merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari serta merupakan sunatullah.
Keragaman Sebagai Sunatullah
Kalian tentunya pasti pernah melihat kalangan dari berbagai bangsa serta suku yang ada di dunia. Kalian melihat di TV, media sosial, maupun lihat dengan tatap muka langsung. Perbedaan diantara mereka terlihat begitu jelas serta begitu nyata. Seperti, postur tubuh, karakter, bahasa, serta agamanya.
Terdapat berbagai bangsa besar ada di hidup di Negara kita, misalnya Arab, Melayu, China, serta Eropa. Negeri kita ini dihuni berbagai aneka raga suku mempunyai ciri khas sangat unik, bahasa, pakaian, makanan, karakter, dan adat. Suku besar terkenal yaitu Jawa, Betawi, Sunda, Ambon, Dayak, Bugis, dan Madura. Agama yang dianut penduduk Indonesia beragam, Kristen, Islam, Hindu, Katolik, Budha, serta Konghuchu.
Ajaran Kebaikan pada Islam serta Selain Islam
Rasulullah saw menegaskan bahwasanya kebaikan pada islam yaitu akhlak yang mulia. Jawaban begitu singkat, tetapi begitu mencakup setiap kebaikan. Akhlak mulia ini meliputi suatu akhlak terhadap Allah swt. Akhlak terhadap sesama manusia serta akhlak terhadap alam sekitar kita. Berperilaku baik merupakan pokok ajaran dalam islam.
Aturan Syariat islam begitu lengap dan sempurna dalam suatu hal berakhlak mulia tata cara beribadah terhadap Allah swt. Misalnya salat adalah contoh akhlak yang mulai terhadap Allah swt. Anjuran memiliki sikap lemah lembut terhadap sesama yaitu cabut tumbuhan tanpa ada alasan agama adalah contoh suatu akhlak terhadap alam sekitar.
Kebaikan tidak hanya kita kenali dalam suatu Agama Islam semata. Namu, iapun dikenal pula pada agama-agama yang lain. Setiap ajaran agama pasti ajarkan pemeluknya agar dapat saling hormat menghormati, membantu kalangan yang lemah, berbuat baik terhadap kalangan tua, memiliki sikap lemah lembut, cintai kedaiaman. Agamapun melarang perbuatan merugikan kalangan lain, mislanya berbohong, mencuri, menipu, berkhianat serta berbuat lainnya.
Saling Menghrmati serta Menghargai Kalangan yang Berbeda Agama
Saat berteman, kalian semuanya tidak boleh pilih-pilih. Karena adanya perbedaan dantara kalian semuanya. Perbedaan agama, suku, serta lainnya bukan suatu penghalang agar dapat wujudkan persaudaraan. Persaudaraan sesama muslim ini, persaudaraan sesama manusia, serta persaudaraan sesama bangsa. Karena, keragaman sebagai satu keniscayaan atau sunnatullah serta anugerah harus kita syukuri dan menjadi kekuatan agar dapat terus maju bersama.
Sikap yang terbaik pada keragaman serta perbedaan merupakan saling menghargai serta hormati yang dikenali dengan toleransi. Toleransi diwujudkan dengan:
- Memberi kebebasan terhadap orang lain
- Mengakui hak setiap individu
- Hormati keyakinan orang lain
- Saling memahami dan mengerti
Toleransi dan Batasannya
Saling hormat serta oleransi antar umat yang beragama terdapat batasannya. Toleransi jangan sampai korbankan prinsip keyakinan atau akidah agama. Dikisahkan suatu hari, kaum musyrik Makkah tawarkan cara yang damai terhadap Nabi Muhamad saw. Mereka mengusulkan agar Nabi Muhamad saw bersama umatnya mnegikuti keyakinan mereka serta merekapunn akan ikuti keyakinan umat islam.
“Kami sembah Tuhanmu Hai Muhammad, setahun. Dan kamu sembah tuhan kami setahun. Jika agamamu benar, kami mendaatkan keuntungan, karena kamipun penyembah Tuhanmu serta apabila agama kali benar, kamupun mendapat keuntungan.” Rasulullah saw menolak usul kalangan musyrik, karena tidak mungkin sera tidak aka masuk akal jika terjadi penyatuan agama. Tidaklah mungkin juga perbedaan-perbedaan diantara berbagai agama disatukan pada hati seseorang yang begitu ikhlas pada agamanya. Peristiwa tersebut menjadi sebab turun Q.S Al-Kafirun
Contoh Toleransi Rasulullah SAW
1. Nabi Muhamad saw merupakan orang paling perhatian pada keadaan pengemis tua dari Yahudi tinggal di suatu sudut pasar Madinah. Setiap hai, beliau sellau datang agar menyuapi pengemis ini, selain usia yang telah tua, iapun tidak dapat melihat atau turnanetra. Setiap Nabi Muhamad saw datang untuk menyuapinya, pengemis Yahudi tersebut selalu memanggil Muhamad sebagai orang jahat serta harus dijauhi.
Suatu itu, Yahudi tua terkejut sekali, saat tangan biasanya menyuapinya itu berbeda. Tangan tersebut merupakan tangan dari Abu Bakar Ash-Siddiq selalu ingin ikuti jejak Rasul dalam berbagai hal. Saat itu, pengemis dari Yahudi ini mendapat kabar bahwasanya selama ini tangan yang menyuapinya sudah tiada, yaitu tangan Rasulullah SAW.
2. Suatu hari, Rasulullah SAW jumpai rombongan membawa jenazah lewat di hadapan Rasul. Nabi Muhamad saw akhirnya berdiri agar menghormati. Sahabat beliaupun secepatnya memberi tahu menggunakan nama seperti protes. “itu jenazah orang Yahudi, Ya Rasul”. “Bukankah iapun manusia?” jawab Rasul SAW. Dengan jawaban demikian, Rasul seolah mengingkatkan kita semua dan sahabatnya bahwasanya setiap siapapun pantas mendapat penghormatan, tanpa melihat status sosial serta agamanya bahkan saat manusia tersebut sudah meninggal dunia.
Sumber Materi: Buku Pendidikan Agama Islam Kelas 1 Semester 1 Terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi