Pada materi Bahasa Indonesia sebelumnya, kamu sudah belajar tentang observasi dan eksposisi. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar menyampaikan ide, gagasan, bahkan kritik melalui anekdot.
Dengan menguasai materi ini, kamu akan dapat menyampaikan kritik dengan cara yang lucu, tetapi mengena.
Daftar Isi
- 1 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot
- 2 Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat
- 3 Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot
- 4 Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot
- 5 Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot
- 6 Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
- 7 Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan
- 8 Share this:
- 9 Related posts:
Menyampaikan Ide Melalui Anekdot
Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti.
Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.
Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot
Dengarkan anekdot agar dapat mendengarkan dengan baik, lakukanlah hal-hal berikut:
- Berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi permasalahan.
- Selama mendengarkan anekdot, jangan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan temanmu atau menulis catatan.
- Tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh gurumu atau temanmu.
Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot
Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena.
Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot
Membandingkan Anekdot dengan Humor Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah belajar bahwa anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot.
Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot
Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat (biasanya berupa kritik).
Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir.
Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan.
Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.
Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot
Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja tetapi lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik.
Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot
Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot
Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat pada anekdot Dosen yang juga menjadi Pejabat.
Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.
Dari kutipan anekdot di atas kamu dapat melihat bahwa kalimat langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ ….”).
- Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.
- Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan
Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda
Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur, dan ciri kebahasaannya, kamu akan belajar menulis anekdot. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu dengar atau kamu baca..
Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya.
Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik
Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri.
Mempresentasikan Anekdot
Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya kamu pilih sendiri, dengan isi dan gaya bahasamu sendiri, sekarang saatnya mempresentasikan anekdot buatanmu di depan kelas.
Daftar Pustaka :
Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud